Pelatihan Kuliner Kreatif Dibuka, Dorong Inovasi Menu Lokal yang Kompetitif

Dilihat : 180 Kali, Updated: Senin, 21 Juli 2025
Pelatihan Kuliner Kreatif Dibuka, Dorong Inovasi Menu Lokal yang Kompetitif

Purwokerto - 2 Juni 2025. Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas telah mengeksekusi sebuah model intervensi pemberdayaan ekonomi melalui Pelatihan Kuliner Kreatif pada 2 Juni 2025. Dengan memilih GOR Sawunggaling di Desa Pekuncen sebagai lokus kegiatan, pemerintah secara sadar mendobrak hambatan geografis dan mendekatkan peluang langsung kepada masyarakat. Ini bukan sekadar pelatihan, melainkan sebuah manifestasi konkret dari strategi “jemput bola” yang bertujuan untuk mendemokratisasi akses terhadap peningkatan kapasitas ekonomi.

Arsitektur program ini dirancang secara holistik untuk menginkubasi embrio wirausahawan yang tangguh, dengan mengintegrasikan tiga pilar fundamental. Pilar pertama adalah penguatan kapabilitas teknikal, yang dieksekusi oleh instruktur Ibu Sri Waryati melalui transfer keahlian praktis enam resep kuliner inovatif. Pilar kedua adalah legitimasi institusional, yang dihadirkan melalui kehadiran dan arahan Kepala Dinnakerkop UKM, Bapak Drs. Wahyu Dewanto, M.Si., sebagai penjamin kerangka kebijakan. Pilar ketiga, yang tak kalah krusial, adalah pembangunan kapital psikologis, di mana Anggota DPRD Ibu Balqis Fadillah, S.H.I, M.Pd., menyuntikkan motivasi dan fondasi mental kewirausahaan.

Konvergensi strategis antara elemen eksekutif dan legislatif dalam satu forum komunitas ini mengirimkan pesan yang kuat: bahwa pemberdayaan ekonomi adalah sebuah gerakan bersama yang terorkestrasi. Program berdurasi dua hari ini berfungsi sebagai laboratorium mikro untuk menguji dan membuktikan hipotesis bahwa dengan intervensi yang tepat, potensi ekonomi dapat tumbuh subur bahkan dari unit terkecil di pedesaan. Fokus pada kuliner kreatif dipilih karena sektor ini memiliki rantai nilai yang pendek dan potensi dampak langsung terhadap pendapatan keluarga.

Dengan demikian, Pelatihan Kuliner Kreatif ini harus dipandang sebagai sebuah prototipe pengembangan masyarakat yang dapat direplikasi dan diskalakan. Dinnakerkop UKM tidak hanya berhenti pada target kuantitatif peserta, tetapi lebih jauh lagi, sedang merancang sebuah model pembangunan sumber daya manusia yang terintegrasi, relevan, dan berkeadilan. Keberhasilan model ini di Pekuncen akan menjadi cetak biru bagi intervensi serupa di wilayah lain, demi membangun ekosistem UMKM Banyumas yang inovatif, mandiri, dan berakar kuat dari desa.

Komentar